Popular Post

Saling Berbagi Cerita Komunitas Blogger Jogja Dengan Direksi Manajemen Pringsewu

By : bluefatamorgana.blogspot.com
SALING BERBAGI CERITA KOMUNITAS BLOGGER JOGJA DENGAN DIREKSI MANAJEMEN PRINGSEWU


Ada “feel” yang membuat saya untuk menulis ini, ntah kenapa..kebanyakan tulisan  di blog saya ini di “positioning” kan sebagai review tempat-tempat wisata yang saya rekomendasikan tanpa ada unsur komersil, hanya memberikan testimoni. Biasanya kalau menulis ada bau-bau komersil, pasti saya tuliskan di website perusahaan. Tapi karena ini “feel” ya saya masukan ke blog pribadi.

Awalnya, saya mendapatkan undangan sebagai relasi Pringsewu Resto untuk menghadiri acara “Dare To Be Excellent”. Acara tersebut merupakan event yang diselenggarakan oleh Restoran Taman Pringsewu Jogja dalam rangka perlombaan Food & Beverage Service, Skill Competition 2015. Event acara ini begitu banyak dihadiri oleh kolega maupun partnership Restoran Taman Pringsewu Jogja. 

Saya dengan Pringsewu sudah berelasi baik, dan waktu itu dari pihak Pringsewu memberikan saya undangan untuk dibagikan kepada komunitas yang cukup eksis dan sangat tertarik dalam kuliner, karena saya anggota KBJ maka saya rekomendasikan mereka untuk mengikuti undangan tersebut.


Di acara perlombaan Food & Beverage Service, Skill Competition 22/04/2015, saya dan blogger lainnya menjadi peserta table manner untuk menikmati jamuan dari Pringsewu dan sekaligus menilai bagaimana pramusaji melayani para tamu. Apakah sesuai dengan SOP dan rasa sepenuh hati atau tidak. Pada saat itu saya dilayani oleh pramusaji yang berasal dari Simpiuh, Banyumas. Dia begitu baik dan melakukannya sesuai SOP, tak hanya itu dia sangat ramah kepada kami. Satu persatu hidangan dari menu appetizer hingga dessert, dia hidangkan dengan baik. Namun, ada hal yang sedikit kurang, pelayanannya sudah baik tetapi makanan yang disajikan kepada tamu kurang begitu mengena “taste” nya dan makanan seperti soup dan nasi sudah agak dingin. Ya, saya makhlumi karena ini perlombaan table manner dan saya peserta penikmat jamuannya. Jadi yang ditekankan adalah dalam pelayanan primanya dalam melayani tamu.


Setelah, acara sesi table manner selesai kami diberikan kesempatan untuk mereview acara, baik kualitas pelayanan maupun masakan. Kami pun diberikan spot khusus untuk untuk melakukan review. Namun karena waktu saya yang terbatas, dan harus bekerja maka saya tidak mengikuti review dan saya bilang review akan saya lakukan di kantor lewat website perusahaan.


Beberapa hari kemudian saya, saya di bbm oleh Marcom Pringsewu mbak Fia untuk datang menghadiri Dinner bersama Direktur F&B Service di Pringsewu Resto 29/04/2015. Kemudian undangan tersebut saya share ke group KBJ. Respon mereka ketika mendapat undangan tersebut ada yang senang dan ada yang bertanya-tanya. Ada yang bilang, “Kita diundang mau di apain? Apa gara-gara tulisanku itu ya?”. Mmmm.. .namanya testimoni dan review setiap blogger pasti ya berbeda-beda, karena beda feel dan lidah juga.. Jadi ada yang komentar positif atau negatif. Akhirnya kami putuskan untuk hadir diacara tersebut, dan meminta nego waktu untuk diajukan pada Lunch bukan dinner, karena kalau malam takut hujan petir dan angin (tiap malam sering hujan besar Jogja).


Pada hari H-nya jadi yang berangkat hanya ber 5 yang seharusnya itu harus dihadiri ber 9. Karena ada beberapa teman blogger sedang mengikuti acara lain. Tetapi ya bagaimana lagi, tetap semangat donk kan mau makan-makan.. .hihihihi


Beberapa menit kemudian setelah kami komplit berkumpul, kami diarahkan duduk di tempat lunch kami oleh marcom pringsewu. **Dalam hati, wah sepertinya siang ini kami makan makanan yang luar biasa! Kemudian Manager Pringsewu (Bapak Andi) dan F&B Service (Bapak Heksa) datang menemui kami. Kami disambut hangat oleh mereka, dan kami satu persatu saling memperkenalkan diri. Tak lama setelah saling berkenalan, kami langsung tak canggung bertukar cerita. Kami meet up tidak bergaya formal melainkan serasa sudah pernah bertemu lama dan silaturahmi. Kemudian tak lama pramusaji datang menghampiri meja kami untuk menawarkan makanan, kami satu persatu memesan menu yang berbeda-beda (kami bebas memilih menu apa saja dan gratis) hehehe… 


Sambil menunggu hidangan datang, kami teruskan obrolan kami. Banyak topik yang kami ceritakan, dari cerita pengalaman nge-blog, pengalaman bekerja, saling bercanda. Dan dari cerita itu yang buat saya wow ya, ternyata karyawan Pringsewu ini sangat awet “bukan awet muda”, tapi awet loyal pada perusahaannya untuk terus bekerja disitu. Pak Andi bekerja di Pringsewu hingga 17 tahun lamanya (beliau merintis karir dari pramusaji) dan pak Heksa di Pringsewu sudah 10 tahun lamanya. Hmmmm.. .apa ya yang membuat mereka sebetah itu?? Hal tersebut saya tanyakan kepada mereka.. .kata beliau-beliau, disini karena budaya kerjanya sangat sesuai dengan mereka, visi misinya pun bagus. Pringsewu tidak hanya memprioritaskan kepada profit/keuntungan semata, namun memperhatikan dan bagaimana meningkatkan kesejahteraan karyawannya baik sosial kemasyarakatan maupun lingkungan hidup.


Yeayy.. .akhirnya yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga makanan yang telah kami pesan, ada gurameh special Pringsewu, Cumi Kecap, Soup Iga, Cap Cay, Jamur Tepung Asam Manis dan apa lagi ya sampai lupa karena banyak banget hidangannya. Tenggorokan yang udah kering pun jadii nyesss lagi setelah menyruput es Teller Pringsewu. 


Makan dan sambil ngobrol, nah itu yang bikin asik dan lupa diri..makanan apa aja saja yang sudah dimakan.. **seakan akan sudah lupa untuk janji diet yang telah ditetapkan pada diri sendiri hehehehee

Sembari ngobrol dan makan, pak Andi memberikan tebak-tebakan berhadiah. Yang berhasil menebak umurnya akan mendapatkan es teller durian. Yes!! Kebetulan jawabanku benar, kalau pak Andi berumur 36 tahun… **lumayan dapat es teller durian tapi ujung-ujungnya ketika pulang aku lupa membawanya ..sediihh.. .makhlum keburu-buru, takut kalau kelamaan dicari orang kantor karena keasyikan nge-lunch..

Kenyang sudah dan seneng ya senang banget.. .anginnya semilir,,bikin kita ngantuk.. Yup sadar diri, ini masih jam kerja, waktunya balik kantor.. Akhirnya kami berpamitan kepada pihak manajemen Pringsewu dan beserta mengucapkan terima kasih telah mengundang kami untuk menghabiskan hidangannya hihihhihiii ***sebenarnya menghadiri acara ini bukan karena makan-makannya, tapi lebih ke silaturahminya, apalagi lunchnya yang menjamu adalah petinggi Pringsewu, ini adalah bentuk apresiasi yang berkesan bagi kami.


Hunting Foto Di Jembatan Kuning Imogiri

By : bluefatamorgana.blogspot.com
HUNTING FOTO DI JEMBATAN KUNING IMOGIRI


Jalan-jalan, menulis dan difoto merupakan beberapa hobby saya. Hunting spot alam di Jogja sangat banyak sekali, namun terdapat spot di Jogja yang berbeda dengan tempat-tempat lain. Bukan pantai, bukan gunung, maupun museum budaya, tetapi jembatan. Hunting foto di jembatan, hanya ingin melakukan diferensiasi saja. Kebetulan jembatan ini cukup terkenal di Jogja, bahkan FTV pun sering beberapa kali syuting disitu, yaitu Jembatan Kuning. Jembatan Kuning atau Jembatan Gantung Imogiri ada yang menyebutnya dengan Jembatan Gantung Selopamioro atau Jembatan Siluk. Saya sendiri menyebutnya dengan Jembatan Kuning  agar lebih familiar. Jembatan ini menghubungkan antara Desa Selopamioro dengan Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Letak jembatan ini kurang lebih 20 km dari kota Yogyakarta.

Sejarah jembatan ini merupakan jembatan buatan militer yang berada di atas aliran sungai Oya. Jembatan Gantung ini sangat bermanfaat bagi warga sehingga akses menuju desa seberang menjadi lebih mudah. Dengan panjang 70 meter dan lebar yang tidak lebih dari 2 meter, jembatan gantung ini hanya bisa dilewati oleh sepeda motor saja. 

Untuk datang ke Jembatan Kuning tidak dikenakan biaya, namun apabila Anda ingin menitipkan motor Anda, maka akan dikenakan biaya parkir saja. Ketika saya datang ke sana para penduduk sekitar sangat ramah sekali, dan sesekali mereka menawarkan untuk mampir di warung-warung kecil di dekat Jembatan Kuning. 

Waktu itu saya berangkat pagi hari pukul 06.00 dari rumah hingga sampai sana kurang dari pukul 07.00, sehingga tidak terlalu panas untuk melakukan hunting foto. Sesampai disana mulailah saya berfoto-foto “berlagak model amatiran”. Yeay.. .itu untuk kesenangan belaka. Kira-kira satu jam saya menghabiskan waktu untuk hunting foto. Karena perut saya lapar, maka saya putuskan untuk pulang, perjalanan menuju pulang saya mampir dulu ke rumah makan sate klathak pak Pong. Sate Klathak merupakan salah satu icon makanan khas daerah Imogiri, yang tusuk satenya dari jeruji sepeda (hmmm…ekstrim juga). Tapi setelah sate klathak disajikan dan baru sekali gigit hmmm… .maknyuss!! Boleh dicoba lho!!


Jogja kaya tempat wisata dan kuliner, jadi ketika weekend atau liburan panjang janganlah berdiam diri di rumah saja. Refreshing itu penting lho!!

Beberapa hasil hunting foto di Jembatan Kuning Imogiri :








Jelajah Pacitan

By : bluefatamorgana.blogspot.com
JELAJAH PACITAN SERU!!


Hunting tempat wisata yang keren diluar kota Jogja, bisa ditemukan di sebelah sisi timur kota Jogja. Kota ini terkenal sebagai tempat kelahiran mantan presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yeay.. .Pacitan!! Pacitan adalah sebuah kabupaten, terletak di ujung barat daya provinsi Jawa Timur, dan berjarak kurang lebih 120 km dari kota Yogyakarta (melewati Yogyakarta - Wonosari - Semanu - Pracimantoro - Eromoko (Wonogiri)). Anda akan membutuhkan waktu sekitar 3,5  jam dari Yogyakarta untuk dapat sampai di Pacitan. Secara geografis, Pacitan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dengan dikelilingi pegunungan kapur (karst).


Hanya berbekal ransel perlengkapan priadi dan diri saya, saya mengikuti rombongan komunitas trip Jogja yang saat itu di hari Minggu mengadakan trip ke Pacitan. Cukup menyenangkan sekali, karena trip rombongan kami sebanyak lebih dari 60an orang. Menjadi memiliki banyak teman baru yang memiliki hobby yang sama.


Kami berangkat pukul 05.30 WIB dari Bundaran UGM Yogyakarta. Ketika berangkat ke Pacitan kami saling memperkenalkan diri satu sama lain. Menyenangkan sekali perjalanan kami dan tidak terasa pukul 09.00 WIB kami sampai Goa Tabuhan. 


Goa Tabuhan berlokasi di bukit kapur Tapan dengan pembentukan stalagtit dan stalagmit yang diyakini sudah berlangsung beratus tahun lalu, karena adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur. Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter, stalagtit dan stalagmit di goa yang termasuk wilayah Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, sekitar 25 kilometer arah barat kota Pacitan ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan.


Tak hanya berkeliling memasuki Goa Tabuhan saja, tapi ada hal yang membuat saya dan teman-teman rombongan terpukau. Ternyata batu-batu/atau staglanit yang berada di dinding Goa bisa ditabuh, dan saat itu ada pertunjukan semacam campur sari dengan perpaduan musik suara tabuhan dari batu dinding goa.


Usai selesai menjelajahi Goa Tabuhan, saya dan rombongan pun berlanjut ke Pantai Klayar. Sungguh perjalanan ke Pantai Klayar membuat saya mual, karena jalannya masih terjal bergelombang batu-batuan dan hanya searah saja jalannya. Dan menuju kesananya tidak bisa menggunakan bus, kita di fasilitasi dengan angkutan khusus dari sana. Ketika sudah sampai pantainya, rasa mual hilang berganti rasa takjub!


Pantai Klayar Pacitan terletak di Kecamatan Donorojo, tepatnya di Desa Kalak, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Dari Goa Tabuhan, pantai Klayar dapat ditempuh dengan jarak perjalanan sejauh 20 km, menghabiskan waktu perjalanan selama sekitar 30 menitan karena jalannya kurang bagus. Tetapi Pantai Klayar merupakan salah satu pantai di Jawa Timur yang menawan.


Sampai di Pantai Klayar, kami tidak menyianyiakan waktu, langsung saja saya berlari ke Pantai dan hunting foto-foto. Sungguh keren sekali Pantai ini, rasa panas pun saya abaikan! Namun sayangnya, pada saat saya kesana kami tidak diperbolehkan untuk dekat di bibir pantai dan spot-spot yang bagus pun ditutup, karena beberapa hari kemudian ada yang meninggal kesapu ombak.


Karena waktu kami terbatas, maka kami langsung bergegas ke tempat wisata yang terakhir, Goa Gong. Letak Goa Gong tidak terlalu jauh dari Pantai Klayar. Butuh waktu 15 menit untuk sampai Goa Gong.


Akhirnya sampailah kami di tempat tujuan wisata terakhir kami, Goa Gong. Dinamakan Goa Gong karena didalamnya terdapat sebuah batu yang jika dipukul akan menimbulkan bunyi seperti Gong yang ditabuh. Perjalanan menuju goa ini relatif mudah, dengan jalanan setapak yang sudah diperbaiki dengan baik. Sepanjang jalan menuju Goa Gong akan melewati daerah perbukitan yang dengan goa-goa di dalamnya.


Perlu teman-teman ketahui keadaan goa sangat gelap, namun kegelapan tersebut hanya berada di mulut goa, ketika berada di dalamnya, Anda akan disuguhkan gemerlap lampu-lampu warna warni di Goa tersebut. Suguh indah, dan Anda tidak akan pernah menyangka bahwa Anda akan melihat staglanit terbesar di Asia Tenggara.


Kegiatan jalan-jalan wisata sangatlah mengesankan, namun apa daya saya karena hari sudah mulai gelap, sang surya mulai menghilang. Maka saya dan rombongan putuskan untuk kembali ke bus untuk segera melanjutkan perjalanan kami menuju Yogyakarta. 


Sepanjang perjalanan kami diguyur oleh hujan yang sungguh lebat. Luar biasa perjalanan wisata kami seharian ini, banyak teman dan hati senang. Setibanya di Yogyakarta, waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB dan waktunya kami berpisah dengan teman-teman. Dua jempol untuk wisata trip kami ke Pacitan!!!

View Gunung Merapi, Dari Titik Abhayagiri

By : bluefatamorgana.blogspot.com
VIEW GUNUNG MERAPI,
 DARI TITIK ABHAYAGIRI RESTO


Awal mula untuk pergi ke Abhayagiri karena penasaran, dikarenakan banyak teman-teman yang sudah datang kesana dan memberikan info, bahwa pemandangan Jogja terlihat cantik, khususnya Gunung Merapi sangat tampak indah megah dilihat dari titik Abhayagiri Resto. Mendengar hal tersebut, saya menjadi penasaran, dan kebetulan sekali mas pacar (mas Wibi) datang ke Jogja. Kemudian saya rencanakan untuk pergi refreshing ke Abhayagiri dengan dia.


Siang hari, kami berangkat dari rumah untuk ke sana. Saya rasa perjalanan menuju kesana tidak terlalu jauh, karena akses jalannya mudah. Abhayagiri terletak berada kurang lebih 30 kilometer ke timur dari pusat kota Yogyakarta. Tak jauh dari kompleks Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko. Restoran ini berada di atas Bukit Boko dan menyatu dengan kompleks Sumberwatu Heritage.


Lebih dari siang hari sampailah kami di Abhayagiri dan langsung menuju tempat duduk yang memiliki spot view yang bagus dan tidak panas. Sembari menunggu pesanan kami yang pesan, kami langsung berkeliling-keling di tempat tersebut sambil mengeluarkan gadget kami untuk berfoto-foto. Yeay, saya rasa sungguh indah pemandangan Jogja dari titik sini. Betapa gagahnya Gunung Merapi memancarkan keindahannya, begitu cerah juga awan pada siang hari itu. 


Usai berfoto-foto mengabadikan keindahan alam sekitar, kami bergegas ke meja untuk menikmati santapan yang telah kami pesan. Makan dan minuman yang kami pesan menambah kecerian kami dalam berefreshing di tempat ini. 


Untuk datang ke tempat ini, sediakan budget kurang lebih Rp 200.000,- untuk makan dan minum bersama pasangan Anda. 


Semoga bermanfaat yang telah saya reviewkan. Jangan stress, luangkan waktu untuk refreshing mengunjungi alam.




Si Klasik Candi Ratu Boko

By : bluefatamorgana.blogspot.com

SI KLASIK CANDI RATU BOKO JOGJA



Di Jogja, tidak hanya menemukan tempat wisata pantai maupun gunung, masih banyak tempat-tempat yang dapat kita eksplore. Menilik tempat bersejerah dan melegendakan, pasti Anda tahu tentang tempat yang saya deskripsikan ini. Yeay, Candi Ratu Boko  yang merupakan situs purbakala dimana terletak di sebelah selatan dari kompleks Candi Prambanan, 18 km sebelah timur Kota Yogyakarta atau 50 km barat daya Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Situs Ratu Baka terletak di sebuah bukit pada ketinggian 196 meter dari permukaan laut. Luas keseluruhan kompleks adalah sekitar 25 ha.

Berbicara Candi Ratu Boko tidak terlepas dari cerita Roro Jonggrang yang sangat melegenda itu. Namun kedatangan saya dan teman-teman ke Candi Ratu Boko untuk menambah rasa cinta kami terhadap alam dan situs-situs yang bersejarah, sehingga kami bangga dengan tanah air dan tentunya untuk sekaligus refreshing.


Lama saya tidak datang ke Candi Ratu Boko, terakhir saya datang sebelum datang bersama teman-teman, waktu itu ketika saya masih SD. Dulu ketika saya datang ke sini, untuk sampai ke candinya masih susah, karena anak tangganya masih belum beraturan dan belum seindah sekarang. Sebelum menginjakan masuk di kawasan Candi kita dikenakan tiket masuk sebesar Rp 25.000,-/orang (sudah termasuk 1 botol air mineral dan dipinjami selendang untuk disampirkan di pinggul). 


Untuk menuju Candi, kita dihadapkan beberapa anak tangga untuk menuju kesana. Lumayan anak tangga ini untuk dinaikki, sekalian untuk berolahraga membakar lemak dibadan. Tak sadar, sambil ngobrol dan bersenda gurau akhirnya kami sampai juga di Candi Ratu Boko. Segeralah kamera handphone kami keluarkan dan mulailah berlenggak lenggok bagaikan sang model amatiran yang tidak jelas.

Udara panas berselimut awan yang cerah tidak menghentikan langkah kami untuk terus melangkah ke komplek-komplek Candi yang letaknya saling berdekatan. Rasa haus kemudian terasa di tenggorokan kami, kemudian kami memutuskan untuk duduk di rerumputan yang hijau sembari mengeluarkan snack yang kami beli dari mini market. Masih saja bersenda gurau dan ngemil yang kami lakukan. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 14.00, kemudian kami putuskan untuk pulang dan beristirahat, dikarenakan hari Senin besoknya harus fit untuk bekerja.


Datang ke Jogja, jangan lupa untuk rekreasi ke candi-candi ya…


Pesona Biru Samudra Hindia Dari Titik Queen Of The South Beach

By : bluefatamorgana.blogspot.com
PESONA BIRU SAMUDRA HINDIA 
DARI TITIK QUEEN OF THE SOUTH BEACH


Hari Minggu 05/10/2014 ketika itu, tidak ada rencana untuk pergi kemana-mana hanya ingin bersantai dirumah. Tetapi ada pesan BBM yang bergetar dari sahabatku Enny Chinol dan Aiiu Embem, mereka mengajakku untuk pergi ke Queen Of The South Beach yang tepatnya di atas Pantai Parangtritis, Bantul Yogyakarta. Dimana letak Queen Of The South Beach kira-kira berjarak 30km dari kota Yogyakarta. Oke, kami berangkat dipukul 13.00. Hanya berbekal duit di dompet dan sepeda motor kami berangkat ke sana. Menikmati perjalanan berjarak jauh tidak membuatku bosan, setidaknya mp3 disakuku menghiburku untuk menyemangatiku cepat sampai tujuan. Hampir pukul 14.00 kami sampai di Queen Of The South Beach, kemudian kami segera mencari posisi view tempat yang cantik untuk kami jadikan tempat nongki. Tak lama kemudian waitress datang untuk menawarkan menu, kemudian kami pilih Whole Coconut, sate ayam plus nasi, French Fries, Fried Banana. Sembari menunggu pesanan kami datang, kemudian kami hunting foto di area Queen Of The South Beach. Wow, dari titik ini kami dapat melihat hamparan lautan biru Samudra Hindia yang begitu sempurna biru cantik. Segeralah kami bergegas untuk berfoto di spot view yang cantik. Mungkin agak lebay juga foto-foto kami, tapi makhlumlah masih anak muda kalau tua sudah malu untuk lebay. Yes, setelah puas berfoto-foto kemudian kami kembali di meja kami, dimana makanan dan minuman kami sudah dihidangkan. Untuk taste makanan yang kami makan ya lumayanlah, yang terpenting kami puas dengan view yang ditawarkan. Tak ingin pulang terlalu sore, kemudian kami putuskan untuk pulang. Biaya nongki rekreasi kami untuk 3 orang saja kurang dari Rp 200.000,- (tapi puas sih dengan viewnya).

Foto-foto kami di Queen Of The South Beach :







**Dua minggu kemudian saya kembali ke Queen Of The South Beach, bersama 7 orang teman kantor. Saya merekomendasikan mereka untuk makan-makan disana, dan sedikit terkejut juga, karena sebelum masuk dikenakan biaya ticket Rp 50.000,- (tiket masuk belum termasuk makan atau soft drink). Setelah kami diskusi kalau masuk saja sudah mengeluarkan 7xRp 50.000,- = Rp 350.000,- maka kami putuskan untuk makan di Pantai Depok saja dengan budget segitu pasti sudah kenyang sekali.

Semoga review yang saya paparkan dapat bermanfaat ketika Anda berwisata ke Jogja.

Tag : ,

- Copyright © My Life is an Adventure - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -